Analisis Penurunan Harga Bitcoin per 22 Juni 2025
Indikator Teknikal Utama: RSI dan Momentum
Grafik contoh candlestick (ilustratif) menunjukkan fluktuasi harga Bitcoin. Indikator Relative Strength Index (RSI) banyak digunakan untuk mengukur momentum harga. RSI di atas 70 biasanya menandakan kondisi overbought (jenuh beli), sedangkan di bawah 30 menandakan oversold (jenuh jual). Pada pertengahan Juni 2025, RSI Bitcoin menunjukkan pergerakan menurun dari zona overbought – artinya momentum bullish mulai mereda. Dengan kata lain, penurunan harga Bitcoin beberapa hari terakhir telah “melepaskan” kondisi overbought sebelumnya. RSI 14-hari Bitcoin kini bergerak di area netral (sekitar 50), mengisyaratkan tidak ada lagi tekanan beli ekstrem, namun juga belum masuk area jenuh jual.
Penurunan harga yang moderat ini tercermin dalam penguatan level support di sekitar $104.000. Misalnya, analisis on-chain oleh CryptoQuant mencatat bahwa Bitcoin berkali-kali membentuk dua titik terendah nyaris sama di sekitar $104.000, sehingga level tersebut menjadi zona permintaan (support) kuat. Kondisi ini selaras dengan fakta bahwa setelah pengumuman The Fed menahan suku bunga, harga Bitcoin relatif stabil di ~US$104.000. Dengan turunnya RSI dari level tinggi dan menahan di area permintaan, pasar menunjukkan sinyal pelonggaran tekanan jual, walaupun prospek jangka pendek masih netral/sideways.
Pola Harga Terbaru dan Level Support/Resistance
Bitcoin saat ini bergerak dalam konsolidasi ketat. Beberapa analis mengidentifikasi pola teknikal bullish seperti Inverse Head and Shoulders. Contohnya, Bitcoin sempat menguji neckline pola tersebut di sekitar level $106.000. Jika harga berhasil menembus di atas $106.000 dengan volume kuat, pola ini dapat memicu reli lanjutan (beberapa prediksi mencatat potensi target di $120.000 atau lebih tinggi). Namun jika gagal, Bitcoin diperkirakan kembali turun menguji dukungan.
Secara teknis, harga Bitcoin belakangan ini terkunci di antara level resistance atas dan support bawah. Menurut analisis SeekingAlpha, Bitcoin menghadapi resistensi kuat di kisaran $108.900 – $110.000 (puncak konsolidasi baru-baru ini), sementara dukungan utama berada di dekat $103.000. Titik $103.000 ini sudah berkali-kali diuji sebagai dasar pergerakan. Di samping itu, garis rata-rata bergerak (MA) juga memberikan level support penting, misalnya MA50-hari sekitar $98.000 dan MA200-hari sekitar $92.000. Dengan kata lain, jika Bitcoin turun lebih lanjut ke bawah $103.000, dua area berikutnya yang perlu dicermati adalah sekitar $98.000–$92.000 sebagai support teknis jangka menengah.
Faktor Makroekonomi Global
Pasar Bitcoin sangat dipengaruhi oleh sentimen makro global. Kebijakan moneter bank sentral, data inflasi, serta ketegangan geopolitik memainkan peran penting. Misalnya, Federal Reserve AS pada pertemuan Juni 2025 memutuskan untuk menahan suku bunga di 4,25–4,50%. Keputusan ini sudah diantisipasi pasar dan hanya menimbulkan reaksi yang minimal pada harga Bitcoin (pasca-pengumuman harga Bitcoin “berubah tipis” di sekitar level $104.000). Meski begitu, proyeksi inflasi AS yang masih tinggi (PCE 2025 diperkirakan ~3%) menunjukkan Fed bersikap hati-hati. Jika inflasi terus mengekor di atas target, Fed mungkin baru mulai menurunkan suku bunga secara bertahap akhir tahun ini. Sikap moneter yang longgar atau hawkish akan terus mempengaruhi risiko aset kripto – misalnya data inflasi AS yang mengejutkan tinggi pernah memicu koreksi harga Bitcoin sebelumnya.
Ketegangan geopolitik dan perdagangan juga meningkatkan volatilitas. Awal tahun 2025, pengumuman tarif impor oleh pemerintahan AS pernah menyebabkan aksi jual besar-besaran di pasar finansial global. Misalnya pada Februari 2025 Bitcoin sempat tersungkur mendekati $95.000 ketika pasar global risk-off karena perang dagang. Serupa, laporan Reuters (April 2025) mencatat Bitcoin turun 5,5% ke level ~US$91.400 akibat kekhawatiran sentimen pasar luas saat eskalasi perang dagang (efek risk-off). Baru-baru ini, klaim Presiden Trump di media sosial bahwa Tiongkok “melanggar” gencatan tarif juga memicu koreksi jangka pendek Bitcoin (diperdagangkan sempat jatuh di bawah $104.000 pada akhir Mei 2025).
Dari sisi geopolitik lain, meski konflik Israel-Iran memanas pertengahan Juni, data on-chain menunjukkan efeknya relatif terbatas. Brave New Coin melaporkan bahwa Bitcoin hanya mengalami penurunan singkat dari sekitar $109.000 ke ~$100.000, lalu kembali stabil di atas $100.000. Pola historis menunjukkan aset kripto cenderung turun cepat pada awal krisis (panic selling) tetapi cepat pulih saat kekhawatiran mereda. Artinya, ketegangan geopolitik masih menjadi risiko, namun sejauh ini Bitcoin menunjukkan ketahanan jangka menengah-keatas karena dukungan dari faktor fundamental.
Di samping itu, perkembangan regulasi kripto juga berdampak. Menurut laporan CryptoHarian, penyusunan aturan yang lebih jelas (misalnya pengesahan “Genius Act” di AS untuk ruang hukum stablecoin dan aset digital) serta adopsi institusional (bank dan perusahaan besar mulai menggunakan stablecoin) memberi dukungan bagi harga Bitcoin. Fakta bahwa regulasi di AS mulai mengakomodasi kripto dapat mengurangi ketidakpastian investor. Namun para analis tetap mengingatkan bahwa ketidakpastian kebijakan moneter dan inflasi yang tinggi masih berpotensi menekan harga kripto lebih lanjut.
Secara keseluruhan, kombinasi faktor makro – mulai dari sikap The Fed yang tinggi hati-hati, data inflasi AS, hingga risiko geopolitik dan perang dagang – telah menciptakan sentimen hati-hati di pasar. Tekanan-tekanan ini tampak mencerminkan korelasi positif Bitcoin dengan aset risiko: saat pasar saham global turun (mis. S&P 500 dan Nasdaq sempat turun masing-masing ~1–1,5% dalam koreksi akhir Mei), Bitcoin juga terkoreksi. Kesimpulannya, sementara aspek regulasi dan adopsi institusional menopang harga, tekanan makroekonomi yang belum membaik penuh tetap menjadi faktor utama penurunan harga Bitcoin hingga 22 Juni 2025.
Sumber: Analisis ini merujuk data teknikal dari grafik harga dan indikator RSI, laporan pasar kripto, serta laporan berita keuangan tentang kebijakan moneter, inflasi, dan geopolitik global. Informasi dibuat sedetail mungkin berdasarkan data terbaru.
Comments
Post a Comment
Silahkan masukkan komentar anda