Day 21 financial notes, 22 mei 2025
1. Kondisi Pasar Saham dan Pengaruh Suku Bunga
-
Pasar saham Indonesia tetap menunjukkan tren naik meskipun pasar global melemah.
-
Kenaikan pasar bukan semata-mata karena penurunan suku bunga, melainkan karena persepsi undervalued terhadap aset lokal.
-
Sektor keuangan dan energi jadi motor penggerak pasar (contoh: BRPT, PGAS, SMGR).
-
Saham SMGR disorot sebagai aset strategis jangka panjang karena peran penting dalam proyek infrastruktur nasional.
2. Risiko dan Peluang dalam Investasi Obligasi Negara
-
Penurunan suku bunga berdampak pada turunnya kupon obligasi negara.
-
Risiko utama obligasi negara saat ini:
-
Rasio utang Indonesia naik dari 25% ke 40% PDB pasca-2020.
-
Pendapatan riil obligasi negara di bawah 6%-7% karena inflasi dan diskonto pasar.
-
Likuiditas rendah: sulit dijual cepat jika dibutuhkan dana darurat.
-
-
Obligasi korporasi berimbal hasil tinggi (>10%) dihindari karena risiko gagal bayar.
3. Kondisi Makroekonomi dan Tantangan Struktural
-
Dua tantangan utama:
-
Skala utang negara yang terus membesar.
-
Berakhirnya tren depresiasi rupiah (apresiasi mengurangi daya saing ekspor).
-
-
Indonesia tetap diprediksi jadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua global.
-
Target ambisius 8% pertumbuhan ekonomi hanya bisa dicapai dengan ekspansi utang dan peningkatan investasi pemerintah.
4. Likuiditas sebagai Prinsip Investasi Utama
-
Dalam potensi krisis keuangan pasca-Juni, likuiditas dana menjadi sangat penting.
-
Investor perlu siap memiliki cash untuk membeli aset saat pasar anjlok.
-
Disarankan menghindari instrumen jangka panjang dengan likuiditas rendah.
5. Investasi Emas dan Bitcoin sebagai Safe Haven
Emas:
-
Permintaan tinggi di industri dan pengakuan global membuat harga emas stabil dan naik.
-
Namun banyak faktor eksternal mempengaruhi harga emas, membuatnya lebih volatil.
Bitcoin:
-
Bukan sekadar mata uang digital, tapi representasi teknologi blockchain dengan aplikasi nyata.
-
Diakui secara global dan memiliki jumlah terbatas (tidak bisa dicetak seenaknya).
-
Diadopsi oleh AS dan dikembangkan secara teknologi oleh Tiongkok (contoh: sistem pelacakan rantai pasok pertanian berbasis blockchain).
-
Disarankan untuk hold jangka panjang, jangan melakukan short selling.
6. Strategi Investasi Jangka Pendek hingga Menjelang Krisis
-
Hindari obligasi negara dalam jangka pendek (risiko tinggi vs profit rendah).
-
Fokus pada:
-
Hold aset safe haven (emas & Bitcoin).
-
Siapkan cash untuk beli saham unggulan saat pasar turun.
-
-
Diprediksi krisis pasar besar kemungkinan terjadi sebelum 30 Juni.
7. Kesimpulan Akhir
-
Indonesia dalam fase ekonomi ekspansi utang dan penyesuaian nilai tukar.
-
Likuiditas dan kesiapan menghadapi krisis adalah kunci profit.
-
Bitcoin dan emas menjadi alat lindung nilai utama.
-
Saham unggulan seperti SMGR disarankan untuk hold, bukan jual.
Comments
Post a Comment
Silahkan masukkan komentar anda