20 Ciri Manipulator yang Kerap Bermain Drama

 


Kita semua pernah bertemu dengan mereka, orang-orang yang seolah-olah hidupnya adalah rangkaian tragedi tanpa akhir. Mereka adalah para "playing victim" atau "aktor drama", ahli dalam memposisikan diri sebagai korban untuk mendapatkan simpati, perhatian, atau bahkan keuntungan dari orang lain. Namun, di balik topeng kesedihan mereka, tersembunyi sifat manipulatif yang dapat merugikan orang-orang di sekitarnya. Mari kita kuak 20 ciri manipulator ulung ini agar kita tidak lagi terjebak dalam permainan mereka.


Babak Pertama: Drama Sang Korban

1. Raja dan Ratu Drama:

Hidup mereka adalah panggung sandiwara, dipenuhi dengan konflik dan masalah yang tak kunjung usai. Setiap kejadian, sekecil apa pun, dibesar-besarkan menjadi drama yang menguras emosi.


2. "Kasihan Aku!":

Mereka adalah ahli dalam menarik simpati. Kisah-kisah sedih tentang masa lalu, kesulitan hidup, atau ketidakadilan yang mereka alami diceritakan berulang-ulang untuk mendapatkan perhatian dan belas kasihan.


3. Semua Salahmu!:

Mereka tidak pernah mau disalahkan. Setiap kesalahan selalu ditimpakan pada orang lain, keadaan, atau nasib buruk. Mereka adalah korban abadi yang tidak pernah bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri.


4. "Aku Tidak Berdaya":

Mereka seringkali menampilkan diri sebagai sosok yang lemah dan tidak berdaya, seolah-olah tidak memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah mereka sendiri. Ini adalah cara mereka untuk mendapatkan bantuan dan dukungan dari orang lain.


5. Pencari Perhatian Profesional:

Mereka selalu berusaha menjadi pusat perhatian. Mereka akan melakukan apa saja, termasuk menciptakan drama atau membesar-besarkan masalah, untuk memastikan bahwa semua mata tertuju pada mereka.


6. Kritik? Tidak Terima!:

Mereka tidak terbuka terhadap kritik atau saran. Setiap masukan dianggap sebagai serangan pribadi yang harus dibalas dengan pembelaan diri yang dramatis.


7. "Bantu Aku, Tapi Jangan Ikut Campur!":

Mereka mengeluh tentang masalah mereka, tetapi menolak bantuan yang ditawarkan. Mereka lebih suka meratapi nasib daripada mencari solusi.


8. Iri Hati Sang Dramawan:

Mereka tidak bisa melihat orang lain bahagia. Kebahagiaan orang lain dianggap sebagai ancaman bagi status korban mereka. Mereka bahkan mungkin berusaha merusak kebahagiaan orang lain dengan menciptakan drama atau menyebarkan gosip.


Babak Kedua: Manipulator Ulung Beraksi

9. Dalang Emosi:

Mereka adalah ahli dalam memainkan emosi orang lain. Mereka tahu bagaimana membuat orang lain merasa bersalah, simpati, atau bahkan takut untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.


10. Pembohong Ulung:

Mereka tidak segan-segan berbohong atau memanipulasi fakta untuk mencapai tujuan mereka. Kejujuran adalah barang langka dalam kamus hidup mereka.


11. Tukang Ancam:

Mereka menggunakan ancaman atau intimidasi untuk mengendalikan orang lain. Ancaman ini bisa berupa ancaman fisik, emosional, atau bahkan ancaman untuk menyebarkan rahasia pribadi.


12. Isolasi, Senjata Andalan:

Mereka berusaha mengisolasi korban dari teman dan keluarga mereka. Dengan begitu, mereka akan lebih mudah untuk mengendalikan dan memanipulasi korban.


13. Penghindar Tanggung Jawab Sejati:

Mereka tidak pernah mau bertanggung jawab atas tindakan atau konsekuensi dari perilaku mereka. Mereka selalu punya alasan atau kambing hitam untuk disalahkan.


14. Si Penjilat Bermuka Dua:

Mereka bisa bersikap manis dan perhatian di depan orang lain, tetapi menunjukkan perilaku yang berbeda saat tidak ada orang lain yang melihat. Mereka adalah ahli dalam bermuka dua.


15. Pesona Palsu:

Mereka menggunakan pesona atau daya tarik pribadi mereka untuk memanipulasi orang lain. Mereka bisa sangat persuasif dan membuat orang lain percaya pada kebohongan mereka.


16. Pengendali Ulung:

Mereka berusaha mengontrol setiap aspek kehidupan orang lain, mulai dari apa yang mereka lakukan hingga apa yang mereka pikirkan. Mereka tidak suka jika ada yang keluar dari kendali mereka.


17. Tukang Bikin Salah:

Mereka seringkali membuat orang lain merasa bersalah atas hal-hal yang sebenarnya bukan kesalahan mereka. Ini adalah cara mereka untuk mendapatkan kekuasaan dan kontrol atas orang lain.


18. Tukang Adu Domba:

Mereka suka menciptakan konflik antara orang lain. Dengan begitu, mereka bisa mendapatkan keuntungan dari situasi tersebut, misalnya dengan mendapatkan perhatian atau simpati.


19. Korban Selamanya:

Mereka tidak pernah benar-benar ingin menyelesaikan masalah mereka. Mereka menikmati peran sebagai korban karena itu memberi mereka perhatian dan simpati.


20. Parasit Emosional:

Mereka adalah parasit yang hidup dari energi emosional orang lain. Mereka menguras energi orang lain dengan drama, keluhan, dan tuntutan mereka yang tak ada habisnya.


Mengapa Orang Berperilaku Playing Victim dan Manipulatif?


Ada beberapa alasan mengapa seseorang berperilaku playing victim dan manipulatif. Beberapa di antaranya adalah:


-Rendahnya harga diri:

Mereka merasa tidak berharga dan tidak mampu mencapai sesuatu dengan cara yang sehat.

-Trauma masa lalu:

Mereka mungkin pernah mengalami trauma atau penganiayaan di masa lalu yang membuat mereka merasa tidak berdaya dan tidak aman.

-Gangguan kepribadian:

Beberapa gangguan kepribadian, seperti gangguan kepribadian ambang (borderline personality disorder) dan gangguan kepribadian narsistik, dapat membuat seseorang cenderung berperilaku playing victim dan manipulatif.


Bagaimana Melindungi Diri dari Manipulator?


Jika Anda merasa berinteraksi dengan seseorang yang menunjukkan banyak ciri-ciri di atas, untuk melindungi diri Anda. Beberapa tips yang bisa Anda lakukan adalah:


-Kenali tanda-tandanya:

Pelajari ciri-ciri manipulator agar Anda bisa lebih mudah mengenalinya.

-Tetapkan batasan:

Jangan biarkan manipulator mengontrol atau memanipulasi Anda. Tetapkan batasan yang jelas dan tegas.

-Jangan terpancing emosi:

Manipulator seringkali menggunakan emosi untuk mengendalikan orang lain. Jangan biarkan mereka memancing emosi Anda.

-Jangan ragu untuk mengatakan tidak:

Jangan takut untuk menolak permintaan atau tuntutan manipulator.


Pentingnya Mencari Bantuan


Jika Anda merasa terjebak dalam hubungan yang manipulatif, penting untuk mencari bantuan. Berbicaralah dengan teman, keluarga, atau profesional kesehatan mental. Mereka dapat membantu memahami situasi Anda dan memberikan dukungan yang Anda butuhkan.


Referensi:

1. Braiker, H. B. (2004). Who's pulling your strings?: How to break the cycle of manipulation. McGraw Hill Professional.
2. Simon, G. K. (2010). In sheep's clothing: Understanding and dealing with manipulative people. Little, Brown Spark.

3. Kantor, M. (2016). The manipulation chronicles: How to manage the manipulators in your life. Praeger.
4. Vaknin, S. (2002). Malignant self-love: Narcissism revisited. Narcissus Publications.

5. Greenberg, M. S. (2016). The borderline personality disorder workbook: An integrated program to understand and manage your BPD. New Harbinger Publications.
6. Johnson, R. A. (2014). Owning your own shadow: Understanding the dark side of the psyche. HarperOne.

7. Zweig, C., & Abrams, J. (1991). Meeting the shadow: The hidden power of the dark side of human nature. Jeremy P. Tarcher/Putnam.
8. Firestone, R. W. (2013). Conquer your critical inner voice: A revolutionary program to transform self-criticism into self-compassion. New Harbinger Publications.

9. Lancer, D. A. (2014). Conquering shame and codependency: 8 steps to freeing the true you. Sounds True.
10. McBride, K. (2012). Will I ever be good enough?: Healing the daughters of narcissistic mothers. Free Press.


Comments